Hapus Budaya Nepotisme
Hapus Budaya Nepotisme ditulis oleh : Ginanjar Priyo Atmojo
Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya.
Kata nepotisme berasal dari kata Latin nepos, yang berarti "keponakan" atau "cucu". Pada Abad Pertengahan beberapa paus Katolik dan uskup- yang telah mengambil janji "chastity" , sehingga biasanya tidak mempunyai anak kandung - memberikan kedudukan khusus kepada keponakannya seolah-olah seperti kepada anaknya sendiri.
Akibat nepotisme yaitu, nepotisme merugikan negara karena Nepotisme dianggap bagian dari KKN yang harus diberantas. Kecenderungan seperti ini membuat “pihak luar” tidak mampu bersaing secara sehat, mereka kalah sebelum berperang karena memang tidak diberi kesempatan.
Padahal belum tentu orang-orang yang dititipkan tersebut punya kapasitas yang baik/kompeten di bidangnya. Dampak lainnya adalah kecemburuan “pihak dalam”. “Lha anaknya pak ‘Itu’ sudah masuk, saudaranya bu ‘Anu’ sudah masuk, saya kan belum dapat ‘jatah’?” akhirnya, satu demi satu memasukkan “titipan” dari keluarga/kerabatnya.(IC/88).
0 Response to "Hapus Budaya Nepotisme"
Post a Comment